Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Siti Masyitoh, Wanita Dengan Ketakwaan yang Luar Biasa

Daftar Isi [show]

Kisah Siti Masyitoh Tukang Sisir Putri Raja Fir'aun
Dhiragama.com - Beberapa waktu lalu kita sudah membahas tentang peristiwa perjalanan Isra Mi'raj Rasulullah SAW. Terdapat sebagian hadits Rasulullah SAW tentang Isra Mi'raj yang menyebutkan pula sebuah kisah tentang wanita dengan keimanan yang sangat kuat bernama Siti Masyitoh. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Thabrani.

Perjalanan Rasulullah SAW Melewati Makam Siti Masyitoh

Dalam perjalanan Isra Mi'raj Rasulullah SAW menuju ke Baitul Maqdis, beliau melewati sebuah daerah yang memiliki aroma sangat harum seperti kasturi. Rasulullah SAW pun bertanya kepada Malaikat JIbril, "Wahai Jibril, aroma harum apakah ini?" Malaikat Jibril menjawab, "Ini adalah harum Masyitoh, tukang sisir putri Fir'aun". Rasulullah SAW kembali bertanya "Apa gerangan kelebihan Masyitoh?." Mendengar pertanyaan dari Rasulullah, Malaikat Jibril pun menceritakan kisah Masyitoh kepada Rasulullah SAW yang kurang lebihnya seperti dibawah ini.

Baca Juga : Peristiwa penting yang menjadi awal turunnya wahyu perintah shalat 5 waktu

Kisah Siti Masyitoh

Pada ribuan abad silam, Mesir merupakan saksi bisu dari sejarah kehidupan seorang wanita shalihah yang hatinya dipenuhi dengan ketakwaan serta keimanan kepada Allah SWT. Pada zaman itu Mesir dipimpin oleh seorang raja yang sangat congkak, kejam dan raja tersebut juga mengaku-ngaku dirinya adalah Tuhan, yakni Raja Fir'aun. Ia memerintahkan semua masyarakat Mesir untuk menyembah dan mengagungkan dirinya. 

Ketika itu, Nabi Musa AS diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan Bani Israil dari bengisnya Raja Fir'aun. Namun, karena Raja Fir'aun sangat amat kejam, masyarakat yang beriman sangat takut memperlihatkan keimanannya kepada Allah SWT, karena pada saat itu jika ada orang yang ketahuan tidak menyembah Raja Fir'aun, sang Raja tidak akan segan-segan untuk mengakhiri hidup orang tersebut dengan cara yang sangat keji dan tidak wajar.

Salah satu orang yang menyembunyikan keimanannya adalah tukang sisir putri Raja Fir'aun, yaitu Siti Masyitoh dan keluarganya. Siti Masyitoh dan keluarganya adalah pelayan yang sangat setia bekerja di istana Raja Fir'aun. Pada saat Nabi Musa AS menyampaikan agama Allah SWT di tanah Mesir, Siti Masyitoh dan keluarganya mengimani ajaran tersebut. Namun, keimanan mereka tidak diketahu oleh orang-orang disekitar mereka termasuk keluarga Istana dan sang Raja.

Ujian Allah SWT Kepada Siti Masyitoh dan Keluarganya

Sampailah suatu hari Allah SWT menguji keimanan Siti Masyitoh beserta keluarganya. Ketika itu, Siti Masyitoh sedang menyisirkan rambut putri Raja Fir'aun. Tiba-tiba saja sisir yang Siti Masyitoh gunakan terjatuh dan membuat Siti Masyitoh kaget hingga tanpa sadar menyebutkan asma Allah SWT. "Allah!" Ucap Siti Masyitoh tanpa sadar.

Putri Raja Fir'aun sangat terkejut mendengar ucapan Siti Masyitoh. Ia segera meneror Siti Masyitoh dengan berbagai pertanyaan, siapakah Allah itu. Siti Masyitoh diam seribu kata, tidak ada satupun pertanyaan putri Raja Fir'aun yang ia jawab, jantungnya juga berdebar sangat kencang hingga membuat tubuhnya mengeluarkan keringat dingin. 

Baca Juga : Tidak mempan dibakar, inilah kisah mukjizat Nabi Ibrahim AS

"Siapakah Allah itu?! Mengapa kau tidak juga menjawab pertanyaanku! Apakah kau menyembah Tuhan lain selain ayahku?!" geram sang putri Raja Fir'aun. Siti Masyitoh tetap diam tanpa sepatah katapun. Namun, sang putri Raja Fir'aun semakin mencecar Siti Masyitoh dengan pertanyaannya.

"Allah adalah Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan seluruh alam" tegas Siti Masyitoh. Keberanian Siti Masyitoh sangatlah luar biasa. Ia dengan sangat yakin mengakui keimanannya kepada putri Raja Fir'aun tanpa keraguan sedikitpun, padahal Siti Masyitoh tau hukuman apa yang akan ia terima dari Raja Fir'aun.

Putri Raja Fir'aun yang mendengar jawaban Siti Masyitoh segera beranjak menemui sang ayah dan mengadukan semua yang telah terjadi. Disisi lain, Siti Masyitoh bergegas memberi kabar kepada keluarganya untuk mempersiapkan diri menerima hukuman dari Raja Fir'aun.

Raja Fir'aun murka luar biasa mendengar pengaduan putrinya. Ia segera memanggil Siti Masyitoh untuk menghadapnya dan tanpa ragu Siti Masyitoh pergi menemui panggilan Raja Fir'aun. "Apa kau menyembah hal lain selain aku?" tanya Raja Fir'aun dengan suara yang sangat menggelegar. Seluruh orang yang berada di istana sangat ketakutan melihat kemarahan Raja Fir'aun yang sangat terlukis diwajahnya. 

"Iya, saya menyembah Allah. Tuhanku, Tuhanmu dan Tuhan seluruh alam ini" jawab Siti Masyitoh tanpa rasa takut dan keraguan sedikitpun. Mendengar jawaban tersebut, Raja Fir'aun semakin murka. Ia segera memerintahkan para pengawalnya untuk mengikat Siti Masyitoh dengan sangat kuat dan meletakkan seekor ular yang sangat besar. Namun keimanan Siti Masyitoh kepada Allah SWT tidaklah mudah untuk diruntuhkan.

Hukuman Dari Fir'aun Untuk Siti Masyitoh

Raja Fir'aun sudah berada di puncak kemarahannya. Ia memerintahkan tangan kanannya bernama Hamman, untuk menghukum mati Siti Masyitoh beserta seluruh keluarganya. Hamman memerintahkan kepada para pengawal untuk menyiapkan sebuah belanga besar berisi air yang dibawahnya terdapat api yang berkobar. Ia bermaksud untuk menghukum Siti Masyitoh dan keluarganya dengan cara membuat mereka masuk kedalam belanga tersebut.

Baca Juga : Kisah perjalanan Nabi Khidir AS dan Nabi Musa AS yang penuh dengan teka-teki

Hari itupun tiba, semua rakyat Mesir dikumpulkan untuk menyaksikan hukuman keji Raja Fir'aun kepada siapapun yang menyembah bukan kepada dirinya. Siti Masyitoh beserta suami dan empat orang anaknya, termasuk seorang bayi yang digendongnya telah berada disana. Mereka sangat siap menerima hukuman kejam dari Raja Fir'aun.

Belanga besar yang disiapkan Hamman dan pengawal Raja Fir'aun sudah siap melahap Siti Masyitoh, suami dan anak-anaknya. Sebelum hukuman keji tersebut dilakukan, Hamman sempat bertanya sekali lagi kepada mereka, apakah mereka tetap akan mengimani Allah SWT dan tidak mau beriman kepada Raja Fir'aun. Tetapi, jawaban mereka tetaplah sama " Allah adalah Tuhanku, Tuhan Fir'aun dan Tuhan dari seluruh alam ini. Kami akan terus beriman kepada Allah walaupun harus terjun kedalam belanga".

Mendengar jawaban mereka, Hamman membulatkan keputusannya untuk memasukkan Siti Masyitoh beserta suami dan anak-anaknya kedalam belanga yang sudah disiapkan. Suami Siti Masyitoh yang pertama kali terjun kedalam belanga tersebut. Hamman tertawa terbahak-bahak melihat hukuman tersebut sambil terus menghina orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.

Sekarang adalah giliran anak-anaknya. Satu persatu mereka dipaksa masuk kedalam belanga besar tersebut. Semua persitiwa itu dilakukan tepat didepan mata Siti Masyitoh. Sekarang, tersisa Siti Masyitoh dan bayi yang berada didalam gendongannya. Ia mendekap bayinya dengan erat dan berjalan perlahan mendekati belanga tersebut. 

Ketika sudah mendekati belanga, setan membisikkan keraguan dalam hati Siti Masyitoh. Ia menatap bayi yang berada digendongannya, seketika kesedihan dan keraguan menghantui hati serta pikiran Siti Masyitoh. Siti Masyitoh menghentikan langkahnya dan terus mengamati wajah anaknya dengan kesedihan yang mendalam.

Hamman yang melihat merasa gembira karena ia berpikir bahwa Siti Masyitoh akan mencabut perkataannya dan kembali mengimani Raja Fir'aun. Namun, pikiran yang sungguh salah. Tidak ada hukuman apapun yang dapat meruntuhkan keimanan Siti Masyitoh. Lalu dengan kehendak Allah SWT, bayi dalam gendongan Siti Masyitoh berbicara "Wahai ibuku, jangan takut, sesungguhnya surga menanti kita". Mendengar ucapan bayinya, keraguan Siti Masyitoh pun porak poranda. Ia mencium anaknya dan langsung masuk kedalam belanga berisi. Siti Masyitoh beserta suami dan anak-anaknya sangat teguh keimanannya, karena pada akhir hidupnya, mereka masih berpegang teguh pada ketakwaan kepada Allah SWT.

Baca Juga : Kisah sahabat Nabi yang jarang tidur karena kegemarannya dalam beribadah

Kisah Siti Masyitoh dan keluarganya yang sangat memegang teguh keimanan serta ketakwaan mereka sangatlah amat termahsyur. Karena didalam kisah tersebut terdapat salah satu kekuasaan Allah SWT, yakni anak Siti Masyitoh yang masih bayi dapat berbicara atas izin Allah SWT dan bayi tersebut menguatkan keberanian serta ketegaran sang ibu. Ibnu Abbas berkata bahwa ada empat bayi yang dapat berbicara, yakni Isa Bin Maryam AS, bayi didalam kisah Shahib Juraij si ahli ibadah, bayi yang menjadi saksi Nabi Yusuf AS, dan anak Masyitoh (tukang sisir keluarga Fir'aun).

Penutup

Demikianlah kisah Siti Masyitoh, seorang wanita yang sangat ikhlas menerima hukuman Raja Fir'aun karena menyembah Allah SWT. Semoga kita dapat  menjadikan kisah Siti Masyitoh ini sebagai salah satu kisah penguat keimanan, ketakwaan, dan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Aamiin ya Rabbal 'Aalamiin. Hikmah, apa isi, pelajaran yang dapat diambil dari kisah, ketabahan dan kesabaran, biografi Siti Masyitoh, Masyitah, Masyithah, adalah seorang, pemilik kuburan yang harum baunya, di zaman Fir'aun.

Show comments
Hide comments

Post a Comment for "Kisah Siti Masyitoh, Wanita Dengan Ketakwaan yang Luar Biasa"