Fakta-Fakta Bedug Masjid Terbesar di Indonesia Bahkan Di Dunia
Dhiragama.com - Bedug adalah salah satu alat musik tabuh tradisional yang pada zamannya digunakan sebagai alat komunikasi baik didalam ritual keagamaan ataupun politik. Tetapi tahukan anda ada sebuah bedug Masjid terbesar di Indonesia bahkan di dunia.
Bedug tersebut bernama Bedug Pendowo milik Masjid Agung Kauman di kota Purwerejo, jawa Tengah. Nama asli bedug tersebut adalah Bedug Kyai Bagelan, tetapi masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan Bedug Pendowo.
Lalu apa saja fakta-fakta menarik tentang Bedug Pendowo tersebut? Yuk simak pembahasannya berikut ini. Selamat membaca.
Sejarah Dibuatnya Bedug Pendowo
Sejarah Bedug Pendowo sendiri tidak sangat berkaitan dengan sejarah pembangunan Masjid Agung Kauman di kota Purworejo. Pembangunan Masjid Agung Kauman dimulai ketika selesainya Perang Diponegoro pada tahun 1825 - 1830, kala itu pemerintah Hindia Belanda mengangkat Kajeng Raden Tumenggung Cokronegoro I sebagai bupati.
Setelah pembagunan Masjid Agung Kauman selesai, Bupati Cokronegoro I memiliki usul untuk melengkapi bangunan Masjid Agung Kauman yang sudah berdiri dengan sebuah bedug. Namun Bupati Cokronegoro I mengutarakan bahwa bedug tersebut haru memiliki sebuah keistimewaan yang dapat menjadi tanda peringatan di kemudian hari.
Baca Juga : Daftar game Islami untuk menemani si kecil bermain sambil belajar
Bentuk Fisik Bedug Pendowo
Bedug Pendowo terbuat dari pangkal kayu pohon jati bercabang lima taua yang biasa disebut dengan Pendowo yang sudah berumur ratusan tahun. Untuk ukurannya Bedug Pendowo memiliki panjang 292 Cm atau 2,92 Meter, diameter depan berukuran 194 Cm atau 1,94 meter dan diameter belakang berukuran 180 Cm atau 1,8 meter. Untuk permukaannya, Bedug Pendowo terbuat dari kulit banteng dan memerlukan lebih dari 200 buah paku dengan rincian 120 buah paku pada bagian depan dan 98 buah paku dibagian belakang.
Proses Pemindahan Bedug Pendowo ke Masjid Agung Kauman
Ketika Bedug Pendowo rampung, muncul perosalan baru yakni bagaimana caranya memindahkan bedug tersebut yang memiliki ukuran sangat besar ke Masjid Agung dengan jarak sejauh 9 KM dan ditambah kondisi jalan yang sangat sulit untuk dilalui. Karena hal tersebut akhirnya Bupati Cokronegoro I mengangkat Kyai Haji Muhammad Irsyad untuk memimpin proyek pemindahan Bedug Pendowo tersebut ke Masjid Agung.
Karena ukurannya yang besar dan juga sangat berat, akhirnya pemindahan Bedug Pendowo tersebut dilakukan dengan mengangkatnya secara bersama.
Bedug Pendowo Sempat Di Renovasi
Tepat setelah 102 tahun sejak Bedug Pendowo dibuat yakni pada tanggal 3 Mei 1936, Bedug Pendowo mengalami kerusakan pada bagian kulit yang melapisinya. Awalnya Bedug Pendowo dilapisi oleh kulit banteng, namun setelah direnovasi kulit tersebut diganti dengan kulit sapi ongale dan sapi pamacek yang berasal dari Desa Winong.
Baca Juga : Perbedaan paling mecolok antara Qurban dan Aqiqah, mana yang lebih utama?