Kisah Sahabat Nabi yang Jarang Diketahui : Sahabat yang Namanya Tertulis didalam Al-Qur'an
Dhiragama.com - Zaid bin Haritsah bin Syarahil atau Abu Usamah adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dapat dibilang sangat istimewa. Mengapa demikian? Karena Zaid bin Haritsah menjadi satu-satunya sahabat Nabi yang namanya diabadikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur'an tepatnya didalam surah Al-Ahzab ayat 37.
وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ عَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُ ۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
Artinya : Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS. Al-Ahzab : 37)
Lalu bagaimanakah kisah selengkapnya dari Zaid bin Haritsah, seorang sahabat Nabi yang diabadikan didalam Al-Qur'an? Yuk simak pembahasannya pada artikel dibawah ini. Selamat membaca.
Biografi Singkat Zaid bin Haritsah
Zaid bin Haritsah adalah seorang pria yang berasal dari Bani Mu'in dan ibunya bernama Su'da binti Tsa'labah. Tidak diketahui secara pasti tahun kelahiran Zaid bin Haritsah, tetapi beliau wafat pada tahun ke-8 Hijriah ketika menjadi panglima perang Mut'ah.
Ketika kecil, Zaid bin Haritsah harus rela berpisah denga kedua orang tuanya karena suatu tragedi penyerangan. Pada zaman jahiliyah, ibu Zaid berkunjung perkampungan Bani Mu'in dan tiba-tiba saja ada sekawanan tertara berkuda dari Bani al-Qin bin Jusr yang menyerang perkampungan tersebut.
Baca Juga : Karena kejujurannya, sahabat ini diberi gelar As-Siddiq
Penyerangan tersebu diwarnai oleh perampasan harta-harta yang berharga milik Bani Mu'in, termasuk didalamnya adalah anak-anak dari penduduk kampung Bani Mu'in yang salah satunya adalah Zaid bin Haritsah.
Bani al-Qin bin Jusr membawa Zaid bin Haritsah untuk dijadikan budak dan dijual ke pasar Ukazh dengan harga 400 dirham kepada Hakim bin Hizam bin Khuwailid, untuk bibinya Siti Khadijah bin Khuwailid.
Zaid bin Haritsah Diangkat Menjadi Anak Oleh Rasulullah SAW
Ketika Siti Khadijah menikah dengan Rasulullah SAW, Zaid bin Haritsah sering bergaul dengan Nabi Muhammad SAW, bahkan setiap harinya hubungan keduanya menjadi semakin akrab, walaupun status Zaid masih menjadi seorang budak.
Mendengar sang anak masih hidup, Haritsah yang merupakan ayah dari Zaid sangat bahagia, karena selama ini Haritsah masih mencari keberadaan sang anak. Haritsah langsung mendatangi kediaman Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu belum menjadi Rasul.
Mendengar kalimat yang diutarakan oleh Haritsah, Nabi Muhammad SAW membiarkan Zaid untuk mengambil keputusannya, apakah tetap tinggal bersama Nabi Muhammad SAW atau tinggal berasa orangtuanya. Tetapi Zaid memutuskan untuk tetap tinggal berasa Nabi Muhammad SAW dan sejak saat itu Nabi mengangkat Zaid menjadi anak angkatnya dengan nama Zaid bin Muhammad.
Pernikahan Zaid bin Haritsah dengan Zainab
Status Zaid menjadi anak angkat Muhammad hanya berlangsung sekitar beberapa tahun saja. Karena Allah SWT melarang praktik adopsi anak seperti itu dan hal tersebut tertulis didalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 5 dan 37.
اُدْعُوْهُمْ لِاٰبَاۤىِٕهِمْ هُوَ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ فَاِنْ لَّمْ تَعْلَمُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ فِى الدِّيْنِ وَمَوَالِيْكُمْ ۗوَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيْمَآ اَخْطَأْتُمْ بِهٖ وَلٰكِنْ مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Artinya : Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu jika kamu khilaf tentang itu, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab : 5)
Baca Juga : Inilah 5 sahabat Nabi SAW yang memiliki angka kekayaan fantastis
Kisah dilematis juga terjadi didalam hidup Zaid bin Haritsah. Pernikahannya dengan Zainab binti Jahsy, wanita terpandang keturunan Quraisy dari suku As'ad harus berujung dengan perceraian. Setelah bercerai, Zainab pun akhirnya dinikahi oleh Rasulullah SAW sebagai tanda lepasnya hubungan bapak dengan anak antara Rasulullah dan Zaid.
وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ عَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُ ۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
Artinya : Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS. Al-Ahzab : 37)