Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wajib Tahu! Inilah Ciri-ciri Serta Contoh Hadits Shahih, Hasan, dan Dhaif

Daftar Isi [show]

Ciri-ciri dan Contoh Dadits Shahih, Hasan dan Dhaif
Dhiragama.com - Dalam Islam yang menjadi  sumber hukum utama adalah Al-Qur'an dan Hadits. Hadits juga dapat disebut sebagai sunnah karena berasal dari perkataan atau perbuatan yang berasal dari Rasulullah SAW.

Namun tanpa kita sadari banyak sekali hadits yang ridak shahih atau hadits yang tidak benar-benar datang dari perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu kita sebagai umat muslim wajib sekali mengetahui macam-macam hadits beserta dengan ciri-ciri dan contoh-contohnya.

Untuk lebih lengkapnya,mari kita simak pembahasan dibawah ini mengenai macam-macam hadits beserta dengan ciri-ciri dan contoh-contohnya.

Pengertian Hadits

Hadits sendiri memiliki arti perkataan, percakapan atau pembicaraan. Namun secara istilah pengertian hadits adalah perkataan, perbuatan dan perilaku Nabi Muhammad SAW. 

Unsur-Unsur yang Terdapat pada Hadits

Setelah mengetahui pengertian hadits seperti yang tertulis diatas. Mari kita bahas unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah hadits. Hadits memiliki beberapa unsur didalamnya, antara lain:

1. Rawi

Rawi adalah seseorang yang menyampaikan hadits yang dituturkan oleh Rasulullah SAW, yang terdiri dari para sahabat atau tabi'in.

2. Sanad

Kumpulan perawi dari sahabat hingga orang terakhir yang meriwayatkan sebuah hadits.

3. Mukharrij

Perawi terakhir yang meriwayatkan hadits yang berasal dari karyanya atau sebuah catatan.

4. Shiyagul Ada'

Redaksi yang digunakan oleh perawi dalam meriawayatkan sebuah hadits.

5. Matan

Redaksi yang berasal dari riwayat yang disampaikan oleh masing-masing perawi.

Baca Juga : Inilah doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah shalat lima waktu

Hadits Shahih

Hadits shahih atau hadits asli adalah haditsyang benar-benar datangnya dari perkataan, perbuatan serta perilaku Rasulullah SAW. Hadits shahih sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Shahih Lidzatihi

Hadits shahih lizatihi adalah hadits shahih yang sudah sesuai dengan kriteria shahih yang ada, tanpa membutuhkan faktor lain sebagai penguat shahihnya.

2. Shahih Lighairihi

Hadits shahih lighairihi adalah hadits shahih yang membutuhkan faktor eksternal sebagai penguat shahihnya.

Hadits shahih memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sanadnya bersambung, perawi dari hadits tersebut memiliki akhlak yang baik, sifat istiqamah, tidak fasik, kuat ingatannya dan sangat terjaga kehormatannya.

2. Perawi sudah Baligh dan beragama Islam

3. Matannya tidak bertentangan 

4. Tidak ada maksud yang tersembunyi atau tidak diketahui siapa yang mencatat hadits

Contoh Hadits Shahih

 عَنْ سَهْلٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَوْضِعُ سَوْطٍ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya : Dari Sahl bin sa'ad As-Sa'idy berkata, Aku mendengar Nabi SAW bersabda: "Tempat cemeti di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Berpagi hari atau sore hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Al-Bukhari no.6415)

Hadits Hasan

Hadits hasan adalah hadits yang sudah memenuhi kriteria hadits shahih, namun ingatan perawinya kurang kuat, samar-samar, dan sanadnya yang muttashil. Jika dilihat dari tingkatannya, hadits hasan berada dibawah hadits shahih, karena masih bersifa samar-samar. Hadits hasan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Hasan Lidzatihi

Hadist dengan sanad yang bersambung, tetapi perawinya tidak memiliki ingatan yang kuat (pelupa).

2. Hasan Lighairihi

Hasan lighairihi adalah hadits yang memiliki sanad yang tersembunyi, tidak jelas apa keahliannya, tetapi perawinya tidak memiliki gangguan ingatan (tidak pelupa).

Baca Juga : Tata Cara Shalat Dhuha yang Benar

Contoh Hadits Hasan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ مُحَمَّدٍ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَبِي حُبَيْشٍ أَنَّهَا كَانَتْ تُسْتَحَاضُ فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ دَمُ الْحَيْضَةِ فَإِنَّهُ أَسْوَدُ يُعْرَفُ فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِي عَنِ الصَّلَاةِ فَإِذَا كَانَ الْآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي فَإِنَّمَا هُوَ عِرْقٌ

Artinya : Abu Dawud berkata telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsannaa (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abi Adiy dari Muhammad, yaitu bin ‘Amr ia berkata: telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab dari Urwah bin az-Zubair dari Fathimah bintu Abi Hubaisy bahwasanya ia mengalami istihadhah. Nabi SAW bersabda: Darah haid itu kehitaman sudah dikenal. Jika darahnya seperti itu janganlah melakukan sholat. Jika ciri darahnya tidak seperti itu, berwudhu’lah dan sholatlah karena itu adalah urat (yang terluka). (H.R Abu Dawud, dihasankan oleh Ibnul Arobiy dan dinyatakan sanadnya hasan oleh Syaikh al-Albaniy).

Hadits Dhaif

Hadits dhaif memiliki arti hadits yang tidak memiliki kriteria atau ciri-ciri hadits shahih dan hadits hasan. Banyak ulama yang berpendapat agar tidak menggunakan hadits dhaif sebagai dasar, karena sifat hadits dhaif tersebut yang lemah. Hadits dhaif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hadits dhaif dikarenakan gugurnya rawi

Maksud dari ciri-ciri ini adalah hadits dapat menjadi dhaif karena tidak memiliki perawi yang harusnya terdapat didalamnya. Hadits dhaif dikarenakan gugurnya rawi memiliki beberapa jenis hadits lagi, yaitu sebagai berikut:

1). Hadits Mursal 

Hadits yang rawinya gugur pada akhir sanad

2). Hadits Munaqathi' 

Hadits yang gugur satu atau dua perawinya tanpa beriringan menjelang akhir sanadnya

3). Hadits Mu'dhal

Hadits yang dua atau lebih perawinya gugur beriringan dalam sanadnya

4). Hadits Mu'allaq

Hadits yang seorang atau lebih bahkan dapat pula seluruh perawinya gugur diawal sanad

2. Hadits Dhaif dikarenakan cacat pada matan atau rawi

Baca Juga : Tata cara dan Niat Shalat Rawatib

Maksud dari ciri-ciri ini adalah hadits dapat menjadi dhaif karena perawinya bisa saja seorang yang fasiq, pendusta, bid'ah, ataupun adalah seseorang yang tidak dikenal. Hadits dhaif yang memiliki ciri-ciri ini mempunyai beberapa jenis hadits yaitu:

1). Hadits Maudhu'

Hadits yang tidak berasal dari Nabi Muhammad SAW

2). Hadits Mathruh / Hadits Matruk

Hadits yang perawinya pernah melakukan maksiat atau dituduh sebagai pendusta, seorang yang lalai atau banyak wahamnya.

3). Hadits Munkar 

Hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah dan menyalahi perawi yang kuat.

4). Hadits Mu'allal

Hadits yang mengandung sebuah atau berbagai sebab-sebab yang tersembunyi.

5). Hadits Mudraj

Hadits yang disisipi sesuatu yang bukan termasuk bagian dari hadits tersebut

6). Hadits Maqlub

Hadits yang terdapat penukaran pada matannya atau rawi pada sanadnya atau bahkan pemutarbalikan sanad untuk matan yang lain.

7). Hadits Syadz 

Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dapat dipercaya, tetapi hadits tersebut bertolak belakang dengan hadits-hadits yang oleh perawi-perawi yang juga dapat dipercaya.

Baca Juga : Pengantin baru, jangan lupa baca doa ini yaa!

Contoh Hadits Dhaif

عَنِ النَّضْرِ بْنِ شَيْبَانَ قَالَ لَقِيتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَقُلْتُ حَدِّثْنِي بِحَدِيثٍ سَمِعْتَهُ مِنْ أَبِيكَ يَذْكُرُهُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ قَالَ نَعَمْ حَدَّثَنِي أَبِي أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَهْرٌ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya : Dari Nadhir bin Syaiban, ia mengatakan, ‘Aku pernah bertemu dengan Abu Salamah bin Abdurrahman rahimahullah, aku mengatakan kepadanya, ‘Ceritakanlah kepadaku sebuah hadits yang pernah engkau dengar dari bapakmu (maksudnya Abdurraman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu) tentang Ramadhan.’ Ia mengatakan, ‘Ya, bapakku (maksudnya Abdurraman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu) pernah menceritakan kepadaku bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut bulan Ramadhan lalu bersabda, ‘Bulan yang Allah Azza wa Jalla telah wajibkan atas kalian puasanya dan aku menyunahkan buat kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa yang berpuasa dan melaksanakan shalat malam dengan dasar iman dan mengharapkan ganjaran dari Allah Azza wa Jalla, niscaya dia akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibunya“. (HR Ibnu Majah, no. 1328 dan Ibnu Khuzaimah, no. 2201 lewar jalur periwayatan Nadhr bin Syaiban)

Kesimpulan

Hadits adalah perkataan ataupun perbuatan yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sendiri terbagi atas tiga macam, yaitu hadits shahih, hasan, dan dhaif. Pengertian, unsur-unsur, macam-macam, jenis-jenis, ciri-ciri, contoh-contoh kriteria hadits shahih, hasan dan dhaif. Semoga setelah membaca pembahasan ini kita semua dapat membedakan hadits shahih, hasan dan dhaif.

Show comments
Hide comments

Post a Comment for "Wajib Tahu! Inilah Ciri-ciri Serta Contoh Hadits Shahih, Hasan, dan Dhaif"