Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Adab Bertamu dan Menerima Tamu Sesuai Dengan Ajaran Rasulullah SAW

Daftar Isi [show]

Adab Bertamu dan Menerima Tamu
Dhiragama.com - Sebagai makhluk sosial kita diharuskan untuk selalu menjaga tali silaturrahmi antar sesama. Salah satu cara agar dapat mempererat tali siturrahmi adalah dengan mengunjungi rumah kerabat atau sanak saudara.

Namun ketika hendak mengunjungi rumah kerabat atau sanak saudara, hendaknya terlebih dahulu kita mengetahui bagaimana adab bertamu yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Selain itu, kita juga harus memahami bagaimana adab ketika menjamu tamu yang baik dan benar. 

Untuk lebih lengkapnya, kita dapat menyimak pembahasan dibawah ini tentang adab bertamu dan menerima tamu sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang dilengkapi dengan hadits-hadits shahi. Selamat membaca.

Adab Bertamu Sesuai Dengan Ajaran Rasulullah SAW

1. Memiliki niat dan tujuan yang baik ketika bertamu

Adab pertama dalam bertamu adalah meluruskan niat dan tujuan ketika datang untuk bertamu. Niat yang baik ketika bertamu seperti untuk menyambung tali silaturrahmi, menjenguk ataupun bertamu untuk memberikan kabar-kabar bahagia. Niat dan tujuan yang baik ketika bertamu sudah tertuliskan didalam Al-Qur'an surah Al-Hijr ayat 51-54.

وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ اِبْرٰهِيْمَۘ

Artinya : Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat). (QS. Al-Hijr : 51)

اِذْ دَخَلُوْا عَلَيْهِ فَقَالُوْا سَلٰمًاۗ قَالَ اِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُوْنَ

Artinya : Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, “Salam.” Dia (Ibrahim) berkata, “Kami benar-benar merasa takut kepadamu.” (QS. Al-Hijr : 52)

قَالُوْا لَا تَوْجَلْ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ

Artinya : (Mereka) berkata, “Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishak).” (QS. Al-Hijr : 53)

قَالَ اَبَشَّرْتُمُوْنِيْ عَلٰٓى اَنْ مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُوْنَ

Artinya : Dia (Ibrahim) berkata, “Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, lalu (dengan cara) bagaimana kamu memberi (kabar gembira) tersebut?” (QS. Al-Hijr : 54)

Baca Juga : Kumpulan hadits dan manfaat tersenyum

2. Memilih waktu berkunjung yang tepat

Ketika bertamu kita dianjurkan untuk mengetahui jam yang baik untuk bertamu. Jangan sampai kita bertamu diwaktu yang kurang tepat seperti diwaktu istirahat. Memilih waktu yang tepat ketika berkunjung menjadi etika pertama yang dapat dilihat oleh tuan rumah.

3. Mengetuk pintu dengan sopan dan mengucapkan salam

Adab yang selanjutnya adalah mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika bertamu. Ketika mengunjungi rumah seseorang ada baiknya kita mengetuk pintu dengan sopan dalam artian tidak menggedor-gedor pintu dan mengucapkan tidak lebih dari 3 kali.

Etika mengetuk pintu dengan sopan ketika bertamu dijelaskan dalam hadits berikut ini.

إن أبواب النبي صلى الله عليه وسلم كانت تقرع بالأظافير

Artinya : Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari)

Pada hadits lainnya dijelaskan etika dalam mengucapkan salam tidak lebih dari 3 kali.

Dari Kildah bin Al-Hanbal, bahwa dia masuk ke rumah Rasulullah SAW tanpa mengucap salam dan atau meminta izin, Rasulullah SAW pun bersabda, "Kembalilah, ucapkan Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Ketika kita sudah mengucapkan salam sebanyak 3 kali, namun tidak kunjung mendapatkan jawaban, kita dianjurkan untuk pulang. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi SAW berikut ini.

"Dari Abu Musa Al-Asy’ary RA, Rasulullah bersabda: 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Apabila belum saling mengenal, wajib memperkenalkan diri kepada tuan rumah

Jika kita bertamu kerumah seseorang yang belum mengenal kita, hendaknya kita memperkenalkan diri kepada tuan rumah. Dengan memperkenalkan diri, tuan rumah akan lebih nyaman dalam menyambut kita sebagai tamu.

5. Bersalaman

Adab yang selanjutnya adalah bersalaman dengan tuan rumah. Namun perlu digaris bawahi, kita tidak dianjurkan untuk bersalaman dengan yang bukan mahram kita. Kita dapat memberi isyarat saja dengan menangkupkan kedua tangan.

"Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar." (HR At Tahawi).

6. Masuk kedalam rumah apabila sudah diberikan izin oleh tuan rumah

Sebagai tamu kita hanya boleh masuk kedalam rumah seseorang apabila tuan rumah sudah mempersilahkannya. Hal tersebut sudah dijelaskan didalam A;-Qur'an surah An-Nur ayat 27,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS. An-Nur : 27)

Baca Juga : Kumpulan hadits tentang kewajiban seorang muslim untuk menuntut ilmu

7. Duduk ditempat yang disediakan

Ketika bertamu dan dipersilahkan masuk kedalam rumah, hendaknya kita duduk di tempat yang telah disediakan oleh tuan rumah. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, 

“Dari Mu’awiyah bin Hudaij, ia berkata, Saya pernah meminta izin menemui Umar RA, Orang-orang lalu berkata, Duduklah ditempatmu sampai ia keluar menemuimu! Maka aku duduk di dekat pintunya hingga beliau keluar menemuiku.” (HR. Bukhari)

8. Menerima jamuan yang disediakan oleh tuan rumah

Apabila tuan rumah menghidangkan jamuan kepada kita sebagai tamu, hendaknya kita menerima jamuan dari tuan rumah tersebut, sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW.

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ, وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارَ,وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ اْلمَلاَئِكَةُ

Artinya : Orang-orang yang puasa telah berbuka di samping kalian. Orang-orang yang baik telah memakan makanan kalian. semoga malaikat mendoakan kalian semuanya. (HR. Abu Daud)

Haidts kedua yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut.

اَللّهُـمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي, وَاْسقِ مَنْ سَقَانِي

Artinya : Ya Allah berikanlah makanan kepada orang telah yang memberikan makanan kepadaku dan berikanlah minuman kepada orang yang telah memberiku minuman. (HR. Muslim)

Hadits ketiga yang didalamnya terkandung makna tentang adab menerima jamuan yang disediakan oleh tuan rumah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.

اَللّهُـمَّ اغْـفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ

Artinya : Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka. (HR. Muslim)

9. Memerhatikan batas waktu bertamu dan berpamitan dengan sopan

Adab terakhir ketika bertamu adalah memerhatikan batas waktu ketika mengunjungi rumah seseorang. Rasulullah SAW bersabda,

"Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah." (HR Baihaqi).

Setelah itu, kita diharuskan untuk berpamitan dengan sopan kepada tuan rumah serta mengucapkan terima kasih atas waktu dan jamuan yang telah disediakan.

Adab Menerima Tamu Sesuai Dengan Ajaran Rasulullah SAW

1. Bersikap sopan dan berpakaian rapih ketika menerima tamu

Selain tamu yang harus bersikap sopan, sebagai tuan rumah kita juga harus memiliki sikap sopan dan berpakaian rapih yang menutup aurat ketika menyambut tamu yang datang kerumah.

2. Menyediakan jamuan

Sebagai tuan rumah kita memiliki kewajiban untuk selalu menyediakan jamuan seperti makanan dan minuman kepada para tamu, hal ini juga dapat menjadi sedekah bagi kita sebagai tuan rumah.

3. Menghormati tamu yang menginap

Ada kalanya seorang tamu memilih untuk menginap dirumah tuan rumah. Maka sebagai tuan rumah kita harus melayani tamu tersebut, seperti menyiapkan kamar untuk beristirahat serta jamuan untuk para tamu. Rasulullah SAW bersabda,

"Hormatilah tamu sampai tiga hari, adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh darinya." (HR. Muttafaqun'alaihi)

4. Menghantarkan tamu hingga kehalaman ketika pulang 

Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang (Tuan rumah) keluar bersama-sama tamunya sampai ke pintu halaman." (HR. Ibnu Majjah)

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa tuan rumah dianjurkan untuk menghantarkan tamu yang hendak meninggalkan rumah hingga ke pintu halaman. 

Penutup

Adab dan etika sangatlah diperlukan dalam kehidupan, salah satunya dalam bertamu dan menerima tamu. Adab dan etika tersebut dapat membuat penilaian yang baik tentang diri kita sebagai tamu ataupun tuan rumah dimata orang lain. Hadits, 6, 3 Adab bertamu menurut islam, menginap, jam berapa, dalil, 3 adab menerima tamu dalam islam.
Show comments
Hide comments

Post a Comment for "Adab Bertamu dan Menerima Tamu Sesuai Dengan Ajaran Rasulullah SAW"